MEMAHAMI META-ANALISIS
Pada hari itu, tanggal 2 April 2013
Dosen pengampu kami Bapak Prof.Sitepu memberikan kami tugas walaupun pada waktu
itu Prof berhalangan hadir karena suatu hal, dan digantikan oleh Asdos nya Kak
Mitha, lalu seperti biasa kami diberikan waktu untuk berdiskusi mengenai
penelitian yang terdapat dibuku Review of the research in Educational
Technology, dilanjut dengan presentasi dari Tim penyaji dan diberikan lagi Tes
Penguasaan oleh kak mitha, pada waktu itu otak udah panas. Walaupun saya tahu
ini baik untuk kami, namun pada prosesnya hal tersebut memang membosankan. Pada
soal tersebut terdapat 5 pertanyaan dan dari 5 pertanyaan tersebut ada
pertanyaan yang tidak saya mengerti yaitu mengenai meta-analisis tersebut.
Bukan berarti saya dapat menjawab ke empat soal dengan mudah, TIDAK. Saya
justru bingung dan aneh. Kok perasaan saya masuk terus tapi ketika diberi
pertanyaan yang sebenarnya saya tahu jawabannya saya malah bingung.
Setelah selesai, lalu kak mitha
memberikan kami tugas kembali untuk mencari apa itu Meta-Analisis. Sepertinya
bapak tahu kalau kami belum membaca mengenai hal tersebut dan sengaja
memberikan soal tadi di tes penguasaan tersebut agar kami membacanya dan
memahaminya. Lalu diberikanlah tugas mencari apa itu Meta-analisis, dengan
catatan ditulis tidak kurang dari 1000 kata dan ditampilkan dalam blog kami.
Maka dari itu sayapun mencari dan menemukan jawaban dari hal tersebut.
WHAT IS META-ANALYSIS?
Meta-analysis
(meta-analisis) adalah statistical prosedur untuk mengkombinasikan data dari
berbagai macam ilmu (studies) . Ketika hasil dari treatment atau perlakuan yang
kita berikan (effect size) berhubungan dan konsisten dari satu ilmu ke ilmu
yang lain, meta-analysis dapat digunakan untuk mengidentifikasi hal umum yang
terjadi dari berbagai penelitian tersebut. ketika berbagai efek atau hal umum
tersebut berkaitan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya, maka meta-analisis
dapat digunakan untuk mengidentifikasi alasan atau penyebab dari suatu hal
tersebut.
Menurut Merriyana (2006: 104) secara sederhana meta-analisis dapat
diartikan sebagai analisis atas analisis. Sebagai penelitian, meta-analisis
merupakan kajian atas sejumlah hasil penelitian dalam masalah yang
sejenis. Meta-analisis merupakan salah satu cara membuat rangkuman hasil
penelitian secara kuantitatif. Gagasan meta-analisis muncul dari Glass (1976)
disajikan pada penemuan psikolog Amerika. Meta-analisis ingin menjawab
pertanyaan: apakah ada perbedaan antara kelompok percobaan dan kelompok
pembanding, jika didasarkan dari hasil-hasil penelitian yang terus bertambah
dari tahun ke tahun”
(Sutrisno, 2007: 4-9).
Meta analisis merupakan analisis
kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak serta menerapkan
metode statistik dengan mempraktekkannya dalam mengorganisasikan sejumlah
informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk melengkapi
maksud-maksud lainnya (Glass, 1981). Dengan kata lain, meta analisis
adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan angka-angka dan
metode statistik dari beberapa hasil penelitian untuk
mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang
diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud
lainnya.Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah
pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.
Meta analisis adalah suatu analisis
integratif sekunder dengan menerapkan prosedur statistik terhadap hasil-hasil
pengujian hipotesis
penelitian. Menurut Glass
(1981), analisis sekunder itu merupakan analisis ulang (reanalysis)
terhadap data untuk tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan teknik-teknik
statistik yang lebih baik atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baru dengan data
lama yang dimiliki. Analisis sekunder merupakan suatu ciri-ciri penting
terhadap riset dan kegiatan evaluasi.Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat
meta analisis antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk
memperoleh seri informasi yang berasal dari sejumlah data dari
penelitian-penelitian sebelumnya. Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis
merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan
kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil
penelitian.
Meta-analisis merupakan studi dengan
cara menganalisis data yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi
primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung
hipotesis, menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa
peneliti (Sugiyanto,2004). Lebih lanjut dikatakan oleh Sutjipto (1995) bahwa
meta-analisis adalah salah satu upaya untuk merangkum berbagai hasil penelitian
secara kuantitatif. Dengan kata lain, meta-analisis sebagai suatu
teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah
secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk
mengkaji keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian yang disebabkan semakin
banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian,yang sering kali justru
memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.
Menurut Bruce G Charlton dalam bukunya “The Uses and abuse of meta-analysis
(1996;13:397-401). Meta-analisis adalah proses kuantitatif dari hasil dan
interpretasi yang melibatkan pengumpulan informasi dari penelitian–penelitian
suatu disiplin ilmu yang menggunakan tema yang sama dalam penelitiannya dan
mengambil kesimpulan dari hal tersebut. Hal yang paling dibanggakan atau the
prestige dari meta-analisis ini berasal dari kegagalan model yang digunakan
oleh para peneliti. Menginterpretasikan penelitian empirik merupakan suatu hal
yang sangat kompleks yang membutuhkan pengetahuan baik klinis maupun secara
ilmiah. Maka dari itu jangan salah, Meta-analisis bukanlah kegiatan mencoba
menghipotesiskan suatu hal, penggunaannya lebih kepada meningkatkan presisi
dari penelitian-penelitian yang ada.
WHY DO META-ANALYSIS?
Pengambilan
keputusan terhadap suatu penelitian tidak bisa didasarkan oleh satu penelitian
saja dan dari satu disiplin ilmu saja, karena hasil dari penelitian yang
menggunakan tema penelitian yang sama dapat memberikan hasil yang berbeda. Maka
dari itu diperlukan mekanisme yang dapat mensintesiskan data dari berbagai
macam disiplin ilmu tersebut. Penggunaan review dari para ahli (Narative
Review) telah digunakan untuk menanggulangi hal tersebut. Namun, Review dari
para ahli tersebut bersifat subjektif karena berbeda ahli berbeda pula
pengalaman empiriknya dan pasti berbeda pula hasilnya. Dan hal tersebut menjadikan Narative Review
tidak memungkinkan dan sulit untuk dilakukan ketika berbagai macam disiplin
ilmu disatukan. Maka dari itu Meta-analisis digunakan dengan mengaplikasikan
formulanya yaitu mengaplikasikan berbagai data statistik menjadi satu kesatuan
dan dapat digunakan dengan bermacam disiplin ilmu lainnya.
HOT TO DO
META-ANALYSIS?
Penelitian meta
analisis ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder berupa
data-data dari hasil penelitian sebelumnya Dengan demikian
penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto
yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian
yang telah dilakukan.
Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
1) Glass (1981) = fokus
pada deteksi dari moderator variabel.
2) Hedges dan Olkin
(1985) = memakai teknik weighted least squares
3) Rosenthal dan Rubin
(1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test
signifikansi
untuk mengkombinasikan effect size
4) Hunter dan Schmidt
(1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha
mengkoreksi
error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study
antar studi.
Tehnik Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik
ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik yang paling lengkap,
karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik Hunter
Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai akibat
error of measurement, maupun man made error (artifact) yang lain.
Dalam upaya melakukan
sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu dilakukan koreksi terhadap
artefak atau ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004). Hunter &
Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:
1. Kesalahan
pengambilan sampel
2. Kesalahan
pengukuran pada variabel dependen
3. Kesalahan
pengukuran pada variabel independent
4. Dikotomi
variabel dependen
5. Dikotomi
variabel independent
6. Variasi
rentangan dalam variabel independent
7. Artefak
atrisi
8. Ketidaksempurnaan
validitas konstruk pada variabel dependen
9. Ketidaksempurnaan
validitas konstruk pada variabel independen
10.Kesalahan pelaporan
atau transkripsi
11.Varians yang
disebabkan oleh faktor luar.
Sebagai Gambaran bagaimana melakukan Meta-analisis, Menurut
Glass (dalam Sutrisno, 2007),
1.
Dimulai dengan mentapkan
domain penelitian yang akan ditelusuri. Penetapan domain itu dapat dilakukan berdasarkan variabel
bebas, variabel terikat, atau hubungan sebab akibat
2.
Memilih jenis publikasi yang
akan dikumpulkan
misalnya buku teks, laporan hasil penelitian, artikel yang ditulis untuk
jurnal, makalah yang disampaikan dalam seminar, monogram dan lain-lain.
3.
Penentuan batas waktu atau
periode publikasi itu.
Pembatasan periode waktu perlu dilakukan bukan hanya untuk kepentingan praktis
tapi juga untuk kekhassannya.
4.
Mengumpulkan litetatur dan
diambil intisarinya.
Yang harus diperhatikan dalam melakukan meta-analisis adalah Peneliti perlu
mencatat variabel bebas dan variabel terikat beserta definisi konseptual dan
definisi operasionalnya, serta sejumlah variabel metodelogi, misalnya jens
penelitian, cara pengambilan sampel, statistik yang digunakan dalam analisis,
jenis instrument dan karakteristiknya.
5.
Menghitung effect size per sumber dan setelah itu selesai,
peneliti dapat menganalisis effect
size ini menurut jenis
variabel bebasnya dan variabel metodelogi yang digunakan
6.
Setelah
semua selesai maka dapat dilanjutkan dengan pembuatan laporan.
PLUS AND MINUS OF
META-ANALYSIS
PLUS
1. Karena merupakan pendekatan kuantitatif, maka banyak
mengambil sampel, sehingga hasil bisa lebih representatif. Hasil
akhirnya dinamakan “effect size”.
2. Meta-analysis memungkinkan mengkombinasikan berbagai
macam hasil penelitian yang telah ada sebelumnya.
3. Metode ini fokus
pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang tidak signifikan sehingga
bisa menghasilkan suatu hasil yang signifikan.
4. Metode ini juga dapat menjwab pertanyaan seputar
kesenjangan hasil yang terjadi dari studi yang bermacam-macam.
MINUS
1. Karena
banyaknya sampel yang diambil, maka kemungkinan akan terjadi/memiliki sampel
–sampel yang bias serta data-data yang tidak perlu (sampah).
2. Meta-analysis seringkali membuat hasil yang
dipublikasikan hanya yang signifikan saja, sedangkan
yang tidak signifikan tidak dipublikasikan.
3. Metode bersifat meng-aggregat-kan serta
merata-ratakan sesuatu. Jadi sesuatu yang
4. berbeda
bisa jadi dipandang sama oleh metode ini.
5. Metode ini tidak cocok diterapkan bila sampel
datanya kecil.
6. Bisa saja terjadi metodological error.
CONCLUSION
Meta-analisis
adalah proses kuantitatif dari hasil dan interpretasi yang melibatkan
pengumpulan informasi dari penelitian–penelitian suatu disiplin ilmu yang
menggunakan tema yang sama dalam penelitiannya dan mengambil kesimpulan dari
hal tersebut. Hal yang paling dibanggakan atau the prestige dari meta-analisis
ini berasal dari kegagalan model yang digunakan oleh para peneliti.
Menginterpretasikan penelitian empirik merupakan suatu hal yang sangat kompleks
yang membutuhkan pengetahuan baik klinis maupun secara ilmiah. Maka dari itu
jangan salah, Meta-analisis bukanlah kegiatan mencoba menghipotesiskan suatu
hal, penggunaannya lebih kepada meningkatkan presisi dari penelitian-penelitian
yang ada.
SOURCE
http://fampra.oxfordjournals.org/content/13/4/397.full.pdf
http://www.wilderdom.com/research/meta-analysis.html
http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/15/konsep-meta-analysis/
http://chatroks.blogspot.com/2012/09/meta-analisis.html
http://www.meta-analysis.com/pages/why_do.html
No comments:
Post a Comment